rekomendasi asuransi
Scenesjournal.com, Indonesia – Generasi muda seperti Gen Z dan milenial kini semakin sadar akan pentingnya perencanaan keuangan. Namun, di antara investasi, tabungan digital, dan gaya hidup konsumtif, ada satu aspek yang kerap terabaikan: asuransi. neraka33
Banyak anak muda menganggap asuransi sebagai beban atau pengeluaran yang tidak terlihat manfaatnya. Padahal, menurut pakar keuangan Nadia Putri, CFP, memiliki asuransi sejak dini justru memberikan perlindungan jangka panjang yang penting bagi kestabilan finansial.
“Asuransi bukan soal tua atau muda, tapi soal kesiapan menghadapi risiko,” ujarnya.
Mengapa Gen Z dan Milenial Butuh Asuransi?

Generasi muda hidup di masa yang dinamis, di mana risiko datang dari berbagai sisi: mulai dari kesehatan, pekerjaan, hingga keamanan digital.
Menurut survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2025, hanya 28% generasi muda Indonesia yang memiliki produk asuransi aktif. Padahal, di sisi lain, biaya kesehatan meningkat rata-rata 10–12% setiap tahun.
Selain itu, banyak pekerjaan modern—seperti freelancer, content creator, hingga pekerja startup—tidak menyediakan tunjangan kesehatan atau asuransi dari perusahaan. Artinya, proteksi finansial harus dimulai dari diri sendiri.
“Investasi tanpa proteksi ibarat membangun rumah tanpa fondasi,” kata Nadia.
Rekomendasi 1: Asuransi Kesehatan — Perlindungan Dasar Wajib
Jenis asuransi yang paling mendasar dan wajib dimiliki oleh Gen Z dan milenial adalah asuransi kesehatan.
Meskipun sudah ada BPJS Kesehatan, asuransi swasta menawarkan jangkauan dan fleksibilitas lebih luas, seperti:
-
Pilihan rumah sakit dan dokter lebih banyak.
-
Manfaat rawat inap dan penyakit kritis.
-
Sistem klaim cashless yang memudahkan pengguna.
Bagi pekerja muda, asuransi kesehatan penting untuk melindungi penghasilan dari risiko tak terduga seperti kecelakaan atau penyakit mendadak.
Tips memilih asuransi kesehatan:
-
Pilih yang memiliki jaringan rumah sakit luas dan reputasi klaim baik.
-
Utamakan manfaat penyakit kritis dan rawat inap.
-
Sesuaikan premi dengan penghasilan (idealnya 5–10% dari gaji bulanan).
Contoh produk populer:
Prudential PRUPrime Healthcare, FWD Bebas Handal, dan Allianz SmartHealth.
Rekomendasi 2: Asuransi Jiwa — Untuk Mereka yang Punya Tanggung Jawab Finansial
Asuransi jiwa sering dianggap tidak perlu oleh anak muda. Namun, bagi yang sudah berpenghasilan tetap, menikah muda, atau membantu keluarga, asuransi jiwa menjadi bentuk tanggung jawab finansial.
Fungsi utama asuransi jiwa adalah melindungi keluarga dari kehilangan penghasilan jika pemegang polis meninggal dunia. Dengan premi yang relatif rendah, manfaat perlindungan bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah.
“Asuransi jiwa adalah wujud cinta dalam bentuk finansial,” jelas Nadia.
Tips memilih asuransi jiwa:
-
Pilih jenis term life insurance jika ingin premi murah dengan manfaat tinggi.
-
Gunakan whole life atau unit link jika ingin sekaligus investasi jangka panjang.
-
Pastikan penerima manfaat (beneficiary) tercantum jelas di polis.
Contoh produk populer:
Manulife MiAssurance Protection, AXA Life Protection, Sequis Smart Protection.
Rekomendasi 3: Asuransi Unit Link — Proteksi Sekaligus Investasi
Bagi generasi yang sudah mulai berinvestasi, asuransi unit link bisa menjadi pilihan strategis.
Produk ini menggabungkan proteksi jiwa dengan investasi di instrumen pasar modal.
Keuntungan utama unit link:
-
Premi dibagi untuk proteksi dan investasi.
-
Bisa memantau nilai investasi secara berkala.
-
Dapat mencairkan sebagian dana bila dibutuhkan (partial withdrawal).
Namun, produk ini juga punya risiko karena nilai investasinya fluktuatif. Oleh karena itu, unit link hanya disarankan bagi mereka yang sudah memiliki dana darurat dan asuransi dasar.
Tips memilih unit link:
-
Pelajari alokasi investasi (saham, obligasi, atau campuran).
-
Cek biaya administrasi dan management fee.
-
Pastikan agen asuransi memiliki lisensi resmi dari OJK.
Pentingnya Edukasi dan Literasi Asuransi

Salah satu penyebab rendahnya kepemilikan asuransi di kalangan Gen Z dan milenial adalah kurangnya literasi finansial.
Banyak yang membeli asuransi hanya karena promosi media sosial, tanpa memahami isi polis.
Langkah cerdas sebelum membeli:
-
Pahami kebutuhan diri sendiri.
-
Baca detail manfaat dan pengecualian di polis.
-
Hindari membeli hanya karena tren atau iklan viral.
-
Konsultasikan dengan perencana keuangan independen.
“Jangan beli asuransi karena orang lain punya. Beli karena kamu tahu kenapa kamu butuhnya,” tambah Nadia.
Tabel Perbandingan Asuransi untuk Anak Muda
| Jenis Asuransi | Premi per Bulan (Usia 25 th) | Manfaat Utama |
|---|---|---|
| Kesehatan | Rp150.000 – Rp300.000 | Rawat inap, penyakit kritis |
| Jiwa | Rp200.000 – Rp400.000 | Santunan meninggal dunia |
| Unit Link | Rp500.000 – Rp1.000.000 | Proteksi + investasi |
Dengan premi yang relatif terjangkau, anak muda bisa mendapatkan perlindungan finansial yang luas.
Membeli asuransi saat usia muda juga berarti premi lebih murah dan manfaat lebih besar.
Bagaimana Cara Memulai?

-
Hitung penghasilan bulanan dan sisihkan minimal 10% untuk proteksi.
-
Pilih perusahaan asuransi terpercaya yang terdaftar di OJK.
-
Mulai dari perlindungan dasar (kesehatan), lalu tambah produk lain sesuai kebutuhan.
-
Evaluasi polis tiap tahun untuk menyesuaikan dengan kondisi hidup.
Dengan langkah sederhana ini, Gen Z dan milenial bisa membangun fondasi keuangan yang kuat dan aman.
Kesimpulan
Asuransi bukan sekadar pengeluaran, tetapi benteng finansial dari risiko kehidupan modern.
Tiga rekomendasi utama — asuransi kesehatan, jiwa, dan unit link — memberikan proteksi lengkap bagi generasi muda yang aktif, dinamis, dan ambisius.
“Mulai kecil tak apa. Yang penting mulai sekarang,” — Nadia Putri, CFP.
Di era ketidakpastian ekonomi dan gaya hidup digital, memiliki asuransi berarti memiliki ketenangan.
Karena hidup tak bisa ditebak, tapi perlindungan bisa direncanakan.
